Rabu, 30 Juli 2008

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Mokhamad Rois


A. Pendahuluan
Pada hakikatya komunikasi guru murid dalam proses pembelajaran adalah sebuah komunikasi transaksional yaitu bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam komunikasi ini memang hanya ada dua subyek yang saling berinteraksi; guru dan murid. Tetapi dalam proses belajar mengajar setidaknya ada 4 komponen atau variabe yang terkait satu dengan yang lain yaitu guru sebagai variabel pertanda (presage variables), siswa, lingkungan sekolah dan masyarakat (context variables), varibel proses yang berupa interaksi guru murid, dan yang terakhir variabel produk yaitu hasil belajar yang bisa diketahui dari perubahan yang terjadi pada peserta didik. Dalam proses ini guru mempunyai peranan yang sangat penting dan sangat strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan yang berujung pada pencapaian tujuan komunikasi tersebut (product variables); informasi dari guru dapat diterima dan dipahami oleh siswa.
Penciptaan suasana belajar yang kondusif merupakan syarat utama yang harus diciptakan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Suasana ini bisa tercipta dalam berbagai cara mulai dari penataan ruangan kelas, gaya mengajar yang komunikatif sampai pada pengembangan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar ini merupakan sebuah kreatifitas guru untuk membantu siswa dalam memahami dan menyerap informasi dalam pelajaran, mengingat bahwa karakteristik siswa tidaklah sama. Ada siswa yang bisa menerima pelajaran dengan baik ada juga siswa yang lemah yang hanya bisa menerima informasi yang sederhana dari guru. Siswa juga ada yang cepat menerima pelajaran tetapi ada juga yang lambat. Ada juga siswa yang mempunyai kemampuan yang rata-rata sama. Disamping untuk menciptakan kemampuna siswa yang asalnya berbeda menjadi rata-rata ama, pengembangan bahan ajar dapat juga digunakan untuk menghilangkan kesan negatif sebuah materi pelajaran yang tampaknya hanya itu-itu saja. Pengembangan bahan ajar inilah yang akan menjadi fokus dalam makalah ini.

B. Pembahasan
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar dan materi pelajaran adalah dua istilah yang mempunyai pengertian yang agaknya bisa disamakan. Materi pelajaran merupakan bahan yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa sesuai dengan kompetensi hasil belajar dan indikator yang telah ditetapkan. Lebih sederhana lagi bisa dikatakan bahwa bahan atau materi pelajaran adalah serngkaian bahan yang perlu disampaikan kepada siswa untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Kedua istilah tersebut dapat disamakan dengan silabus yang juga mempunyai pengertian yang serupa. Silabus dapat diartikan dengan garis besar, ringkasan, ihktisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.
Dari ketiga pengertian di atas akan tampak semakin jelas bahwa yang dimaksud bahan ajar adalah materi pelajaran yang akan disampaikan guru kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Struktur rencana bahan ajar/materi pelajaran ini disusun menurut tingkat satuan pendidikan dalam sebuah silabus.
Pendapat yang lebih umum tentang bahan ajar ini dikemukakan oleh Madjid, bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar ini harus mencakup 6 hal yaitu:
1. Petunjuk belajar untuk siswa atau guru.
2. Kompetensi yang harus dicapai siswa.
3. Informasi pendukung.
4. Latihan-latihan.
5. Petunjuk kerja yang dapat berupa lembar kerja (LK).
6. Evaluasi.
Bahan ajar ini berbeda dengan sumber belajar. Jika bahan ajar adalah materi pelajaran yang hendak diajarkan, maka sumber belajar adalah media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mendapatkan materi pelajaran. Oleh karena sumber belajar adalah media, maka sumber belajar dapat berwujud tempat/lingkungan sosial, benda atau alat, orang, buku, dan peristiwa atau fakta yang kesemuanya itu dapat digunakan untuk merubah perilaku peserta didik.
Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan di atas, bahwa siswa sebagai peserta didik mempunyai karakter yang berbeda-beda, maka bahan ajar ini disusun atau bahkan dikembangkan dengan berbagai tujuan. Menurut Madjid ada empat tujuan dalam menyusunan bahan ajar:
1. Untuk membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
2. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Agar kegiatan pembelajaran lebih menarik.
4. Menyediakan berbagai pilihan bahan ajar.
Dari berbagai bahan ajar (materi pelajaran), menurut Dick dan Carey, seperti yang ditulis Latief, setidaknya dapat dikategorikan menjadi tiga bahan ajar:
1. Bahan ajar dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri.
2. Bahan pelajaran disampaikan oleh guru secara keseluruhan sesuai dengan strategi pengajaran yang dipakai.
3. Guru menggunakan bahan dari sumber belajar yang ada baik yang dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri ataupun harus dengan bantuan guru.

2. Pengembangan Bahan Ajar
Pada tingkat satuan pendidikan, seorang guru adalah ujung tombak dan ujung tombok dalam proses belajar mengajar. Karena itu guru harus mempergunakan seluruh daya kemampuannya agar siswa mampu menerima materi pelajaran dengan baik. Salah satu caranya dengan mengembangkan bahan ajar.
Pengembangan bahan ajar ini bisa dilakukan dengan mencari dan mengevaluasi bahan ajar baik dari buku-buku yang ada maupun dari dunia maya (internet). Menurut Mulyasa, kemampuan pemanfaatan teknologi pembelajaran ini juga menjadi salah satu kompetensi pedagogik. Kompetensi ini merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi pemaham terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kemampuan pengembangan silabus, termasuk juga menguasai materi standar dan menguasai bahan pendalaman (pengayaan), juga menjadi sebagai salah satu kompetensi profesional yang idealnya harus dimiliki semua guru.

3. Pengembagan Bahan Ajar dalam Kurikulum
Pada cakupan yang lebih luas pengembangan bahan ajar ini berkaitan dengan pengembangan kurikulum, karena salah satu komponen kurikulum adalah materi/isi kurikulum yang berisi bahan ajar. Menurut Ralp Tyler seperti yang dikutip Nasution, untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Tujuan pendidikan apa yang hendak dicapai sekolah.
2. Pengalaman-pengalaman edukatif apa yang dapat diberikan agar tujuan itu dicapai.
3. Bagaimana bahan ajar harus diorganisir agar efektif.
4. Bagaimana cara menentukan agar tujuan itu tercapai.
Dari 4 hal di atas dapat dijadikan sebgai langkah-langkah dalam perencanaan pengambangan kurikulum.
1. Menentukan tujuan pendidikan.
2. Menentukan proses belajar mengajar.
3. Menentukan organisasi kurikulum.
4. Menetukan cara penilaian hasil belajar.
Jika yang dikembangkan adalah khusus pada materi kurikulum (bahan ajar), maka haruslah memperhatikan beberapa prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar pengembangannya. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Pengembangan materi kurikulum harus mengacu pada pencapaian tujuan pada masing-masing satuan pendidikan.
3. Pengembangan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pengembangan bahan ajar dalam kurikulum ini dilakukan dengan menentukan topik apa yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar yang akan kita kembangkan. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam penentuan topik ini:
1. Menganalisis hakikat dan tujuan pengajaran.
2. Mengidentifikasi topik-topik alternatif yang dapat dijadikan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pengajaran.
3. Memilih salah satu topik untuk dijadikan bahan pelajaran dengan juga mempertimbangkan 4 hal:
a. Relevan.
b. Fungsional dan efektif.
c. Komprehensif.
d. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.



4. Langkah Pengembangan Bahan Ajar
Ada satu hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan seorang guru sebelum memulai melakukan pengembangan bahan ajar, yaitu mengidentifikasi hasil belajar siswa. Artinya guru harus mengetahui betul tentang tujuan (goal dan objective) pembelajaran. Tujuan pembelajaran (goal) adalah tujuan pembelajaran secara umum yang disebutkan dalam kurikulum (tujuan kurikuler). Sedangkan objective (fokus pembelajaran) ada dalam setiap pokok bahasan (tujuan pembelajaran khusus) ada pada sub pokok bahasan. Goals belum bisa diukur secara jelas dalam bentuk perubahan prilaku siswa. tetapi pada tingkat objective sudah dapat diketahui dan diukur dalam bentuk perubahan sikap siswa.
Mengingat pentingnya pemahaman akan tujuan pembelajaran, baik tujuan umum maupun tujuan khusus, maka dalam langkah-langkah pengembangan bahan ajar penentuan tujuan pembelajaran selalu diletakkan pada tahap pertama. Seperti yang ditawarkan Shambaugh dalam 4 langkah pengembangan di bawah ini:
1. Menentukan tujuan pembelajaran.
2. Menentukan instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Pemilihan model pengajaran.
4. Penggunaan tehnologi/media sebagai sarana pendukung dalam pengajaran.
Keempat langkah di atas sudah terangkum dalam kegiatan penyusunan dan pengevaluasian lesson plan. Struktur lesson plan (rencana pembelajaran) yang dicontohkan Neal Shambaugh adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi (berisi identitas guru, sekolah, kelas, tanggal)
2. Fokus pembelajaran (berisi materi pelajaran apa yang akan diajarkan dan jam pelajaran yang disediakan). Bagian kedua ini merupakan bagian yang paling penting guna menentukan strategi pengajaran dan penilaian serta pemilihan teknologi pembelajaran.
3. Ringkasan materi dan tujuan pembelajaran (hasil belajar yang akan didapat siswa). Pada tahap ini juga disebutkan juga gambaran singkat mengenai strategi pengajaran dan penilaian.
4. Langkah-langkah pengajaran.
5. Evaluasi yang digunakan pula sebagai dasar pembenahan lesson plan yang akan dibuat berikutnya.
Pengembangan bahan ajar dalam ruang lingkup lesson plan di atas terdapat pada struktur ke 2 dan 3. Pada tahap menyusun “fokus pembelajaran” yang berisi materi pelajaran atau bahan ajar, seorang guru dapat memilih pengembangan bahan ajar ini dengan mengevaluasi serta memilih bahan ajar yang sudah ada dari berbagai media belajar. Misalnya seperti yang disarankan Shambaugh yaitu memilih dan memilah buku juga sumber-sumber lain dari internet. Pemilihan dan pengembangan bahan ini tentunya dengan memperhatikan tujuan pembelajaran serta alokasi waktu yang tersedia.
Dalam mengevaluasi dan memilih bahan yang hendak dikembangkan baik dari buku maupun media lainnya, ada beberapa tahapan yang mutlak harus dilalui seorang guru. Menurut Mulyasa tahapan tersebut adalah:
1. Identifikasi materi (memahami jenis materi pembelajaran). Guru harus mampu menentukan secara tepat materi yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Identifikasi ini harus mencakup validity (ketepatan materi), keberartian (sesuai dengan kebutuhan siswa), relevansi (sesuai dengan kemampuan siswa), interes (mampu memotivasi dan merangsang minat siswa dalam belajar), dan satisfaction (kepuasan dalam arti hasil belajar siswa dapat bermanfaat bagi kehidupannya).
2. Mengurutkan materi pelajaran. Langkah ini dapat dilakukan dengan:
a. Menyusun standar kompetensi dan kopetensi dasar (SKKD) nasional.
b. Menjelaskan SKKD dalam indikator.
c. Mengembangkan ruang lingkup dan urutan dalam setiap kompetensi.
3. Mengorganisasikan materi pembelajaran. Pengorganisasian materi ini dapat dilakukan dengan teori elaborasi. Inti dari teori ini adalah urutan penataan materi pembelajaran adalah dengan mengelaborasi hal-hal yang umum terlebih dahulu selanjutnya menuju pada hal-hal yang khusus (dari yang sederhana ke yang komplek).
Tahapan-tahapan di atas juga sesuai dengan apa yang ditulis ditulis Latief sebagai berikut:
1. Memahami kompetensi dasar, hasil belajar dan indikatornya.
2. Menetapkan unit atau tema (pokok bahasan).
3. Menyusun sub pokok bahasan (sub tema).
4. Menyusun bahan ajar secara tertulis dalam bentuk ringkasan materi.

C. Penutup
Dalam akhir tulisan ini ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari uraian tentang pengembangan bahan ajar. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Bahan ajar, materi pelajaran dan isi kurikulum merupakan istilah yang berbeda-beda tetapi menunjuk pada satu arti.
2. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran dan kemampuan dalam pengembangannya merupakan kompetensi profesional guru.
3. Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan dalam penyusunan lesson plan.
4. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan alokasi waktu, validitas, keberartian, relevansi dan kepuasan peserta didik terhadap bahan ajar tersebut.
5. Bahan ajar yang telah dikembangkan hendaknya disusun sesuai teori elaborasi (dari yang umum ke yang komplek).


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latief, 2006. Perencanaan Sistem Pengejaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Bani Quraisy.
Abdul Majid, 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
Benjamin S. Bloom, 1982. Human Characteristics and School Learning. New York: McGraw Book.
E. Mulyasa, 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya.
H. Muhammad Ali, 2005. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.
MJ. Dunkin and BJ. Biddle, 1974. The Study of Teaching. New York: Rinehart and Winston.
Neal Shambaugh and Susan G. Magliaro, 2006. Instruktional Design; A Systematic Approach for Reflective Practice. Boston: Allyn and Bacon.
S. Nasution, 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sudirman N. dkk, 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran, 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI.